Siapkan Guru Tenaga Pendidikan dan Stakeholder untuk Program Literasi Numerasi
Sebelum melaksanakan program
penguatan literasi dan numerasi, penting untuk memastikan bahwa tenaga
pendidik dan stakeholder pendidikan memiliki kapasitas, mindset, dan strategi yang tepat. Berikut
langkah-langkah yang dapat dilakukan:
🔗 1.
Meningkatkan Kompetensi Guru dan Tenaga Pendidik
📚 a.
Pelatihan Literasi dan Numerasi Berbasis Aplikasi
- Guru
harus dilatih untuk mengajar
literasi bukan sekadar membaca, tetapi juga pemahaman kritis.
- Numerasi
harus diajarkan dengan pendekatan
aplikatif, misalnya melalui penerapan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi:
✅
Pelatihan melalui workshop & webinar interaktif.
✅
Kerjasama dengan universitas atau lembaga pelatihan guru seperti P4TK, LPMP, atau SEAMEO.
✅
Menerapkan lesson study, di mana
guru belajar dari praktik terbaik guru lain.
🧠
b. Mendorong Mindset Growth & Problem-Solving pada Guru
Gita Wirjawan sering menyoroti bahwa pendidikan Indonesia masih banyak berbasis hafalan. Oleh karena
itu, guru harus:
- Belajar cara mengajar yang berbasis proyek
(project-based learning).
- Menggunakan pendekatan diskusi dan eksplorasi,
bukan sekadar ceramah.
Strategi:
✅
Mengadakan coaching bagi guru
untuk meningkatkan keterampilan bertanya & berpikir kritis.
✅
Menerapkan metode inquiry learning,
di mana siswa diajak menemukan jawaban melalui eksplorasi.
🔗 2.
Mengaktifkan Stakeholder Pendidikan: Pemerintah, Sekolah, dan Komunitas
🏛 a. Peran
Pemerintah dan Kebijakan Pendidikan
- Pemerintah
perlu memastikan kurikulum
nasional memasukkan literasi dan numerasi sebagai fondasi utama.
- Insentif bagi guru yang mengikuti pelatihan
literasi & numerasi agar lebih banyak guru yang
mau meningkatkan kapasitasnya.
Strategi:
✅
Integrasi literasi & numerasi dalam kurikulum
Merdeka Belajar.
✅
Memastikan buku teks, sumber belajar,
dan pelatihan tersedia di semua daerah.
🏫 b. Peran
Sekolah dalam Implementasi Program
- Sekolah
harus memiliki budaya membaca dan
berpikir logis, bukan sekadar menuntut siswa menghafal materi.
- Perlu
adanya ekstrakurikuler literasi
seperti klub membaca, debat, dan
coding untuk mendukung pemahaman numerasi.
Strategi:
✅
Mewajibkan waktu membaca 15-30 menit
sebelum pelajaran dimulai.
✅
Mengadakan kompetisi numerasi dan
literasi untuk mendorong minat siswa.
🌍 c. Peran
Orang Tua & Masyarakat dalam Mendukung Literasi
Gita Wirjawan sering menyoroti bahwa di negara-negara maju, orang tua dan komunitas sangat aktif dalam
mendukung pendidikan anak.
Strategi:
✅
Orang tua didorong untuk membacakan buku sejak dini (membentuk kebiasaan
membaca).
✅
Kolaborasi dengan komunitas seperti Sahabat
Baca, Rumah Baca, dan perpustakaan digital.
✅
Mendorong masyarakat menciptakan lingkungan
yang mendukung budaya membaca, misalnya dengan membuka ruang baca di warung, masjid, atau balai desa.
🔗 3.
Digitalisasi dan Teknologi untuk Mendukung Program
💻 a.
Penggunaan Platform Digital dalam Literasi & Numerasi
- Guru
dan stakeholder pendidikan harus melek
teknologi agar bisa memanfaatkan platform digital seperti:
✅ Ruang Guru, Zenius, Kelas Pintar untuk mendukung literasi digital.
✅ Khan Academy, Coursera, dan Code.org untuk mengajarkan numerasi berbasis coding.
📊 b.
Pemanfaatan Data untuk Evaluasi
- Data-driven education
harus diterapkan agar pengajaran literasi dan numerasi dapat diukur.
- Pemerintah,
sekolah, dan guru bisa menggunakan dashboard
analitik untuk melihat perkembangan siswa dalam literasi dan
numerasi.
Strategi:
✅
Menggunakan asesmen diagnostik
sebelum dan sesudah program untuk melihat efektivitas pengajaran.
✅
Memanfaatkan AI dalam pendidikan
untuk memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan siswa.
🔗 4.
Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Universitas
- Perusahaan
dan universitas bisa berperan dalam
mendukung penguatan literasi dan numerasi melalui CSR pendidikan.
- Kampus
bisa menyediakan mahasiswa sebagai
mentor bagi siswa SD-SMP-SMA dalam literasi & numerasi.
Strategi:
✅
Menjalin kemitraan dengan startup
EdTech, seperti Pijar Sekolah
atau Cakap untuk pembelajaran berbasis teknologi.
✅
Memanfaatkan CSR dari perusahaan
teknologi dan perbankan untuk menyuplai buku & pelatihan bagi
sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Kesimpulan:
Menyiapkan Guru & Stakeholder Sebelum Implementasi Program
Sebelum menjalankan program penguatan literasi dan numerasi,
guru, sekolah, pemerintah, orang tua,
serta sektor swasta harus disiapkan terlebih dahulu. Dengan pendekatan
berbasis pelatihan, kebijakan yang mendukung, serta integrasi teknologi,
Indonesia dapat meningkatkan literasi
dan numerasi sejak pendidikan dasar, sebagai langkah awal mempersiapkan generasi emas 2045.
0 comments